Pencahayaan Tanaman Hidroponik dalam Ruangan
Dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya konsumsi pangan sehat dengan nutrisi seimbang selama pandemi, permintaan pasar akan sayur dan buah konsumsi pun menjadi pangsa yang menggiurkan bagi petani. Hal ini tidak terbatas hanya bagi petani konvensional yang memiliki lahan luas sebagai area budidaya, namun juga membuka kesempatan bagi petani di daerah perkotaan melalui urban farming. Dengan menggunakan metode hidroponik, bukannya tidak mungkin bagi petani kota untuk mengembangkan area budidaya di area minim lahan terbuka.
Khususnya untuk instalasi hidroponik dalam ruangan, salah satu hal penting yang perlu dipersiapkan adalah pencahayaan. Dengan minimnya akses langsung terhadap sinar matahari, petani perlu melakukan intervensi secara sadar untuk memenuhi kebutuhan sinar matahari bagi tanaman. Oleh karenanya, penyediaan instalasi lampu sebagai sumber pencahayaan perlu dipersiapkan. Namun, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mempersiapkan instalasi pencahyaan untuk tanaman hidroponik dalam ruangan.
Pencahayaan Untuk Tanaman Hidroponik
Pertama, pilih tanamanmu. Merencanakan tanaman yang akan ditanam lebih memudahkanmu untuk memilih jenis lampu yang dibutuhkan. Kamu perlu mengetahui jenis dan berapa banyak tanaman yang akan ditanam untuk mengetahui berapa banyak dan pencahayaan apa yang dibutuhkan. Jenis tanaman akan mempengaruhi intensitas, spektrum, cakupan, dan jenis bola lampu yang dibutuhkan untuk kebunmu. Sebagai contoh, jika kamu menanam tanaman microgreens, kebutuhan penerangannya akan sangat berbeda jika menanam bunga, karena tanaman memerlukan pencahayaan yang berbeda pada berbagai tahap pertumbuhannya.
Selanjutnya adalah anggaran. Pertanian hidroponik skala kecil dibandingkan dengan skala komersial tentunya membutuhkan pencahayaan dengan jumlah yang berbeda. Semakin luas area budidaya hidroponik dalam ruangan yang kamu miliki, semakin banyak instalasi lampu yang perlu kamu siapkan. Mengingat lampu akan menyala setidaknya selama 12 jam per hari, besaran watt dan jenis cahaya dari lampu yang kamu pilih tentunya akan memengaruhi uang yang kamu keluarkan.
Kamu juga harus menentukan pilihan bola lampu yang akan digunakan. Tiga jenis bola lampu yang paling umum untuk tanaman hidroponik adalah neon, LED, dan HID. Lampu neon adalah pilihan yang paling terjangkau, dan baik untuk pencahayaan satu atau dua tanaman saja. Namun, lampu neon tidak terlalu efisien karena umur penggunaannya yang lebih pendek. Lampu LED lebih efisein karena menggunakan setengah dari kebutuhan listrik lampu lainnya, dan bertahan lima kali lebih lama dari lampu fluorescent (lampu TL). LED memiliki cakupan spektrum terbaik, memancarkan sedikit panas, dan sangat efisien. Namun harga LED lebih mahal daripada fluorescent. Lampu HID paling sering digunakan pada pertanian hidroponik komersial skala besar. Namun lampu ini membutuhkan peralatan khusus, tetapi dapat dipasang di mana saja. Sinarnya sangat cerah dan lebih panas, mirip dengan cahaya matahari yang terik. Akan tetapi HID adalah opsi yang paling mahal.
Terakhir adalah cakupan dan intensitas cahaya. Kamu harus menentukan berapa banyak lampu yang harus dibeli. Pertama, ukur luas ruang tumbuh. Biasanya cakupan cahaya yang dibutuhkan adalah 20 hingga 40 watt per kaki persegi.
Lihatlah watt dari salah satu lampu yang kamu miliki dan bagi angka itu dengan 20, itu adalah area terendah dari luasan cakupan bola lampu. Kemudian bagilah watt lampu tadi dengan 40 untuk mendapatkan area tertinggi yang akan dicakupnya.
Intensitas mengacu pada seberapa banyak cahaya yang benar-benar mencapai tanaman. Intensitas penting karena kamu harus memastikan dapat memberikan jumlah cahaya yang tepat untuk tanaman yang dimiliki di setiap tahap siklus pertumbuhannya. Semakin tinggi intensitas lampu, maka kamu harus menempatkannya semakin jauh dari tanaman untuk meminimalkan panas yang bisa membakar daun. Ingatlah intensitas cahaya lebih tinggi di titik pusat dan secara bertahap berkurang saat menjauh dari titik tersebut.