Cara Membuat Nutrisi Hidroponik Sendiri
Nutrisi tanaman merupakan unsur-unsur penting yang diperlukan oleh tanaman untuk tumbuh dengan media apapun termasuk media air (hidroponik). Tanaman hidroponik akan menyerap unsur-unsur dalam media larutan nutrisi tersebut dalam konsentrasi yang tepat dan tidak meracuni. Kekurangan nutrisi tersebut tentu akan menyebabkan pertumbuhan tanaman secara vegetatif dan generatif terganggu. Setiap tanaman akan tumbuh baik jika unsur-unsur makro dan mikronya terpenuhi.
Unsur hara (nutrisi) seperti Nitrogen (N) dibutuhkan untuk pertumbuhan awal tanaman (pertunasan) dan pembentukan daun. Fosfat dibutuhkan tanaman untuk perakaran sehingga dapat menyerap nutrisi (hara) dengan baik. Kalium berperan penting pada proses fotosintesis dan mengontrol peralihan dari fase vegetatif menuju fase generatif/reproduktif (pembentukan buah). Pemberian nutrisi ini juga terkait erat dengan kadar asam (pH) larutan nutrisi itu sendiri. Larutan nutrisi harus dikontrol sedemikian hingga memiliki pH dengan kisaran yang disukai oleh tanaman (umumnya pH 5,5-6,5). Berikut cara pembuatan nutrisi hidroponik secara sederhana :
Formula Nutrisi Hidroponik I
Bahan dan Alat (untuk 10 liter larutan hidroponik) : 10 gram Pupuk NPK 16-16-16 , bisa menggunakan pupuk NPK Mutiara (1 sendok makan), 10 gram Pupuk KCL (1 sdm), 5 gram Pupuk Gandasil D (atau Growmore hijau) (1/2 sdm), 10 liter air sumur atau air sungai (jika menggunakan air PDAM sebaiknya diendapkan dahulu sekitar 7-10 hari), 1 ember kapasitas 10 liter air atau lebih, 3 gelas plastik bekas air mineral kemasan, Timbangan dan Alat pengaduk
Cara pembuatan:
Isi 3 gelas plastik masing-masing dengan 100 ml air (sekitar 1/2 gelas plastik). Larutkan pupuk NPK, Pupuk KCl, dan pupuk Gandasil ke dalam masing-masing gelas plastik. Pastikan masing-masing pupuk terlarut sempurna agar tidak terjadi endapan. Pupuk dicampur sendiri-sendiri untuk mencegah terjadinya endapan. Campurkan ketiga larutan dalam ember, tambahkan air hingga mencapai volume 10 L (air yang ditambahkan kira-kira 9700 ml). Aduk-aduk larutan hingga tercampur sempurna. Formula di atas sudah cukup untuk pertumbuhan vegetatif (pertunasan) tanaman sayur seperti sawi atau kangkung.
Pada pertumbuhan vegetatif tanaman cabai, Anda dapat menambahkan 10 gram pupuk urea, dan untuk beberapa tanaman seperti tomat, terong dan mentimun dianjurkan untuk menambahkan jumlah pupuk urea sekitar 15-20 gram ke dalam larutan tersebut. Formula untuk pertumbuhan generatif (untuk pembungaan dan pembuahan) pada tanaman buah, sebaiknya komposisi pupuk urea dikurangi kurang lebih 50% (menjadi 5 gram per 10 liter larutan(untuk cabai) dan 7-10 gram/10 L pada tomat, terong dan mentimun)), sedangkan pupuk NPK ditambah 50% (15-30 gram/10 L larutan) dan pupuk Gandasil D diganti Gandasil B (atau Growmore merah).
Formula Nutrisi Hidroponik II
Bahan dan Alat (untuk 1000 liter larutan) : Komposisi A: 1176 gram Kalsium Nitrat, 616 gram Kalium nitrat, 38 gram Fe EDTA, Komposisi B: 335 gram Kalium dihidrofosfat, 122 gram Amnonium sulfat, 36 gram Kalium sulfat, 790 gram Magnesium sulfat , 0,4 gram Cupri sulfat, 1,5 gram Zinc Sulfat, 4 gram Asam Borat, 8 gram Mangan Sulfat, 0,1 gram Amonium hepta molibdat. 2 wadah larutan (A dan B) kapasitas 20 liter dan Air
Cara membuat:
Larutkan komposisi secara terpisah (A dan B) masing-masing dalam 5 liter air. Aduk perlahan hingga larut dengan menambahkan air sedikit demi sedikit hingga volume mencapai 20 L (komposisi A dan B masing-masing 20 L). Larutan ini akan menjadi larutan stok. Jika Anda akan membuat 10 liter larutan nutrisi, ambil 200 ml larutan stok A dan 200 ml larutan stok B. Campur kedua larutan A dan B dalam 9600 ml air (9,6 liter air). Bahan-bahan untuk formula ini bisa Anda peroleh di toko-toko bahan kimia.
Formula Nutrisi Hidroponik III
Bahan dan Alat: 1 karung kotoran ayam atau kambing, 1/2 karung dedak/bekatul, 30 kg jerami (boleh diganti dengan dedauan yang lain seperti daun polong-polongan (lamtoro), daun sirsak, dan lain-lain), 100 gram gula merah, 50 ml bioaktivator (EM1, EM4, atau GP-1). Air bersih, Ember atau wadah plastik kedap udara (yang memiliki tutup) kapasitas 100 liter, Selang aerator transparan (diameter 0,5 cm), Botol plastik air mineral bekas a volume 1 liter
Cara pembuatan:
Tutup wadah diberi lobang seukuran selang, Iris atau potong halus bahan-bahan organik (jerami/dedaunan). Campur rata dengan kotoran ayam/kambing, dan dedak. Catatan, pupuk organik fase generatif (untuk pembentukan buah) dapat mengganti jerami/dedaunan dengan kulit buah/sampah buah/sekam padi, Masukkan campuran ke dalam wadah plastik kedap udara, tambahkan air dengan perbandingan campuran bahan organik : air = 2 : 1. Aduk campuran bahan organik pupuk perlahan-lahan hingga semua larut dengan baik. Larutkan bioktivator dan gula merah ke dalam 5 liter air, aduk rata. Campurkan larutan bioaktivator+gula merah ke wadah plastik kedap udara. Tutup rapat wadah. Masukkan selang aerator pada tutup. Pastikan tidak ada celah pada wadah (Anda bisa menutup celah dengan plester rekat) baik pada tutup wadah dan celah lubang selang aerator. Ambil botol plastik bekas. Isi dengan air 3/4 bagian. Masukkan selang aerator (sisi yang lainnya) ke dalam botol ini. Proses ini berlangsung secara anaerob. Selang berfungsi sebagai penstabil suhu dan penghantar gas buangan dari wadah ke botol air mineral. Diamkan campuran bahan selama 7 hingga 10 hari. Larutan pupuk organik cair dianggap sukses jika Anda telah mencium aroma hasil fermentasi dari wadah (seperti aroma tape). Setelah tahap fermentasi selesai, saring larutan dengan penyaring kain. Pupuk orrganik cair siap digunakan. Ampas larutan dapat dijadikan pupuk organik padat. 1 liter pupuk organik cair dapat dicairkan (ditambah 99 liter air) menjadi 100 liter larutan.
Demikian beberapa formula larutan nutrisi hidroponik. Larutan nutrisi organik tentu lebih aman dan ramah lingkungan namun pembuatannya lebih rumit. Perlu diperhatikan saat pemberian pupuk anorganik, usahakan tidak terjadi endapan karena endapan menghambat penyerapan nutrisi oleh akar tanaman hidroponik. (BPPsiulak ... admin_kerinci).