Benarkah Sayuran Hidroponik Lebih Sehat?
Akhir-akhir sayura hidroponik memang naik daun. Dikatakan sebagai bentuk lain dari sayuran organik, banyak kalangan meyakini bahwa sayuran hidroponik lebih sehat dari tanaman yang ditanam dengan sistem konvensional. Benarkah pandangan ini?
Mungkin untuk dapat memahami sesehat apakah sayuran hidroponik untuk tubuh kita, sepatutnya dimulai dengan memahami lebih baik apa itu tanaman hidroponik. Apakah memang cara penanaman yang berpusat pada pengaplikasian air sebagai media tanam ini lebih bagus dan sehat dibandingkan dengan metode penanaman konvensional menerapkan media tanam tanah.
Apa Itu Tanaman Hidroponik?
Menurut sumber LIVESTRONG.COM, tanaman hidroponik merupakan tanaman yang progres penanamannya menerapkan media air yang sudah dilengkapi dengan sejumlah mineral dan nutrisi penting untuk pertumbuhan tanaman.
Kebanyakan cara hidroponik dilakukan dalam rumah kaca, meskipun ada pula pelaku pertanian hidroponik yang melakukannya di ruang terbuka. Dan pada konsep hidroponik dengan penanaman rumah kaca inilah kemudian dianggap hasil produksinya bersifat organik, sebab ditanam dalam ruang tertutup, karenanya tanaman lebih aman dari serangan serangga dan jamur. Sehingga seringkali tidak memerlukan ekspos dari pestisida dan fungisida.
Cara ini juga dianggap lebih ramah lingkungan karena air yang dipakai dapat didaur ulang. Air dianggap aman dan bersih untuk diterapkan berulang sebab tidak terkontaminasi oleh kotoran dan tanah.
Dilihat dari sisi produktivitas dan kwalitas, tanaman hasil cara hidroponik dianggap lebih bagus. Lazimnya karena penguasaan dengan air menolong menjaga kualitas produksi. Umumnya tanaman yang dihasilkan lebih bersih, tumbuh dengan kelembaban yang bagus sehingga kwalitas buah dan sayuran lebih segar dan bendung lama. Umumnya pelaksanaan pertumbuhan juga lebih kencang karena suplai oksigen dan nutrisi yang lebih pesat dicerna oleh tanaman.
Metode ini diperhatikan pula lebih ekonomis. Meskipun bisa dilaksanakan dalam lahan terbatas, malah bila mesti dijalankan di area tanpa tanah memadai. Lebih ekonomis pula karena bisa dijalankan dengan biaya air yang lebih terkendali.
Karena sebenarnya aspek ekonomis ini tak sepenuhnya benar, mengingat biaya lain-lain dari operasional metode ini cenderung tinggi. Anda perlu memperhatikan sistem sirkulasi air yang tersusun baik dan untuk itu Anda memerlukan tarif pra produksi yang besar. Juga biaya kelistrikan, biaya penyediaan cahaya dan lain sebagainya.
Benarkah Sayuran Hidroponik Lebih Sehat?
Kita abaikan soal sisi profit dan kerugian dari penanaman hidroponik. Meskipun kita akan lebih konsentrasi pada akibat sistem hidroponik ini kepada mutu nutrisi dari sayuran yang diwujudkan. Benarkah sistem ini menjadikan sayuran yang lebih sehat dan aman?
Sejatinya selama tak ada ekspos pestisida dan fungsisida terhadap sayuran, dapat dikatakan sayuran jauh lebih aman dan sehat. Umumnya sebab pestisida dan fungisida bagaimanapun mengandung substansi toksin yang dikala terakumulasi dalam tubuh bisa memberi efek karsinogen dan kerusakan liver.
Bagaimana dengan skor gizi dan bagian fitonutrient dari sayuran? Apakah dengan menggunakan cara hidroponik sayuran bisa mengandung vitamin, mineral dan faktor kimia fitonutrient yang lebih baik dan sempurna?
Hal ini terbukti sulit dibeberkan dengan pas. Sejumlah ahli setuju bahwa nilai gizi dari sayuran yang berasal dari tanaman hidroponik dan tanaman non hidroponik cenderung sama dan tak berbeda jauh. Umumnya ditunjukkan dalam situs LIVESTRONG.COM.
Sedang berdasarkan pandangan SCIENTIFIC AMERICAN, susah mengatakan bahwa tiap macam produk hidroponik memiliki poin gizi yang sama baiknya. Ada banyak hal yang berhubungan dengan faktor produksi dan memicu sebaik apa mutu sayuran yang diciptakan.
Secara umum, sayuran dari pengerjaan hidroponik bisa mempunyai kesamaan nilai gizi dengan produk sayuran konvensional. Tapi juga bisa mempunyai skor nutrisi yang lebih dan juga poin gizi yang lebih rendah. LIVESTRONG.COM membeberkan adanya sejumlah riset yang justru menunjukan adanya peningkatkan kualitas gizi dari tanaman hidroponik.
Anda bisa menambahkan sejumlah ekstrak mineral, vitamin atau komponen biokimia tertentu dalam cairan yang nantinya akan diresapi oleh akar tanaman, masuk ke dalam segala komponen tumbuhan dan walhasil menyebabkan sayuran dan buah mengandung nutrisi yang lebih baik secara kuantitas dibandingi sayuran dan buah konvensional.
Maka produk strawberry dan terong hasil hidroponik bisa mempunyai warna yang lebih kuat sebab air yang diterapkan ditambahkan bagian antosianin untuk menambah skor antioksidan dari sayuran. Namun apakah antioksidan buatan semacam ini memiliki efek samping atau justru memberi manfaat lebih bagus belum sepenuhnya dipahami.
Beberapa, pada beberapa jenis produk ditemukan adanya penurunan gizi. Lazimnya terkait dengan adanya sejumlah komponen vitamin, mineral dan biokimia yang mudah larut dalam air sehingga dengan mudah terkikis oleh aliran air.
Ditemukan adanya penurunan betakaroten pada sejumlah produk tanaman yang semestinya mengandung betakaroten tinggi pada sejumlah temuan sayuran hidroponik. Umumnya berdasar Journal of Agricultural and Food Chemistry tahun 2003 dengan tajuk Carotenoid Composition of Hydroponic Leafy Vegetables.
Betakaroten sendiri adalah variasi senyawa biokimia yang tergolong anti oksidan sekaligus sebagai pro vitamin A yang banyak ditemukan dalam wortel dan tomat. Pada banyak kasus ini ternyata memberi pengaruh rasa dari sayuran.
Perhatian lain juga perlu dilakukan pada air yang diterapkan. Kemurnian air memastikan sebaik apa sayuran yang diwujudkan. Air yang terkontaminasi senyawa membahayakan akan menyebabkan sayuran juga menjadi tak sehat dan mengandung substansi membahayakan bagi tubuh. Sebagian pelaku usaha tani hidroponik mesti amat mengamati kwalitas air yang diaplikasikan.
Termasuk pula memandang apakah air yang diaplikasikan tak terkontaminasi tipe fungi atau bakteri tertentu. Sedangkan diaplikasikan berulang dan mengalir dari satu tanaman ke tanaman lain, kontaminasi fungi atau kuman akan menyebabkan seluruh tanaman rusak dan mengalami serangan penyakit. Karenanya jenis penyakit seperti Fusarium dan Verticillium.
Apakah Sayuran Hidroponik Sama dengan Sayuran Organik?
Yang kemudian banyak pula ditanyakan oleh konsumen yaitu benarkah ada kesamaan antara produk organik dengan produk hidroponik? Benarkah kita dapat menyamakan produk hidroponik dengan produk organik?
LIVESTRONG.COM mencoba membandingi kedua produk dari sebagian sisi dan mungkin bisa pula kita jabarkan dalam peluang kali ini.
Dari sisi produksi, dapat dikatakan cara organik lebih steril diperbandingkan dengan metode hidroponik. Steril dalam artian sama sekali bebas dari unsur non organik dan unsur buatan. Walaupun dalam proses produksi tanaman organik hanya akan dipelihara dengan pupuk organik dan air mineral dan tanpa pestisida serta fungisida sama sekali.
Sedang proses hidroponik akan konsisten memerlukan sejumlah aspek pupuk buatan, sejumlah mineral hasil pabrikasi, mungkin juga sejumlah elemen biokimia dan ekstraksi nutrisi yang seluruhnya tentu saja pabrikasi.
Karena dikatakan tidak banyak memberi efek secara harfiah, konsisten ini memberi pertanda bahwa dari sisi kealamian, produk organik lebih alami dan natural karena lebih bebas dari unsur non organik. Maka pandangan bersikap hati-hati terhadap produk non organik dengan kekhawatiran adanya efek dalam bentang panjang pada tubuh kita.
Sedang produk hidroponik dapat dikatakan organik jika menaati undang-undang mengenai sistem penanaman organik. Artinya cuma menambahkan asupan gizi berbahan organik dalam air yang menjadi media tanam.
Maka pandangan percaya sejumlah nutrisi cuma dapat didapat dengan optimal dari tanah, tapi pandangan ini belum terbukti secara klinis. Sejumlah spesialis malahan memandang adanya potensi peningkatan gizi dengan metode hidroponik diperbandingkan dengan cara organik dan konvensional.
Itulah fakta yang dapat diungkap perihal sayuran hidroponik dan sejauh mana manfaatnya bagi tubuh manusia. Anda dapat memilih untuk memanfaatkan sayuran organik murni, sayuran hidroponik atau sayuran dari hasil pertanian konvensional. Tentu saja pilihan kembali pada Anda.
Sumber : https://www.deherba.com/benarkah-sayuran-hidroponik-lebih-sehat.html