Sistem Wick Pada Hidroponik
Halo sobat Kebun Pandai! Setelah membaca mengenai Hidroponik A-Z : Pengertian, Ragam & 4 Kiat Memulainya dan penjelasan lebih lanjut mengenai Metode NFT (Nutrient Fhidro-a-zilm Technique). Kali ini Kebun Jago akan membahas mengenai sistem lain kecuali NFT yang biasa dipakai, adalah sistem wick atau sumbu. Metode ini sungguh-sungguh tenar dan cukup gampang dalam pembuatannya.
Deskripsi Metode Wick (Sumbu)
Sistem wick (sumbu) yaitu salah satu sistem hidroponik yang paling simpel untuk dikerjakan. Cara wick benar-benar mudah untuk dilaksanakan bagi para pemula karena pembuatannya gampang dan tidak memerlukan alat khusus seperti pompa dan listrik. Sistem wick bisa dijadikan menggunakan bahan-bahan daur ulang seperti botol atau gelas bekas minuman kemasan sebagai wadah untuk nutrisi. Tanaman akan menerima gizi yang diserap lewat sumbu atau kain flanel.
Sistemnya bisa diandaikan seperti kompor minyak tanah. Metode wick juga adalah sistem pasif dalam hidroponik sebab akar tidak bersentuhan langsung dengan air. Cara wick disebut sistem sumbu sebab dalam pemberian hara atau gizi dikerjakan melewati akar tanaman yang disalurkan dengan media berupa sumbu. Beberapa bahan yang bisa dipakai sebagai sumbu yang awam dipakai seperti, kain flanel, tali fibrosa, tali rayon atau mop helai kepala, benang poliuretan dikepang, wol tebal, tali wol atau strip, tali nilon, tali kapas, stripe kain dari baju.
Mekanisme Cara Wick pada Hidroponik
Metode wick sesuai diaplikasikan bagi pemula atau yang ingin mengawali memakai metode hidroponik. Beberapa media tanam yang paling biasa diaplikasikan untuk sistem sumbu ialah seperti rockwool, cocopeat, Vermikulit atau perlit dan bahan lainnya yang mudah ditemukan. Alat yang dibutuhkan yakni larutan nutrisi, kain flanel (bahan lain sebagai sumbu), wadah berupa ember atau dapat memakai gelas plastik bekas dan media yang diperlukan yaitu media tanam seperti rockwool, sekam bakar, cocopeat dan sebagainya, serta air dan benih tanaman.
Netpot Untuk Cara Wick
Prinsip Kerja metode wick menerapkan prinsip kapilaritas, maksudnya ialah sumbu sebagai penyambung atau jembatan pengalir air nutrisi dari wadah penampung air ke akar tanaman. Sumbu yang diterapkan dalam cara ini biasanya berupa kain flanel atau bahan lain yang dapat menyerap air. Sumbu yang baik, kecuali sebagai penyerap cairan yang baik, juga tidak gampang rusak akibat pembusukan. Sebelumnya, sumbu sebaiknya dicuci terutama dahulu dengan air supaya bisa meningkatkan kecakapannya untuk mengabsorpsi gizi.
Jumlah sumbu disesuaikan dengan ukuran tanaman saat bertumbuh untuk menetapkan gizi yang diresapi cukup memenuhi keperluan tanaman. Pengaplikasian pompa udara untuk aerasi cara ini tak terlalu diperlukan. Akar akan cakap menerima oksigen dari ruang di dalam cara, dan juga mengabsorpsi oksigen lantas dari cairan gizi.
Metode sumbu pada dasarnya hanya mengalirkan larutan gizi dari reservoir ke tanaman menggunakan pengerjaan aksi kapiler. Artinya air nutrisi dari wadah reservoir diserap oleh sumbu yang mengaitkan dengan wadah media tanam. Umumnya sistem sumbu yang bagus akan memiliki setidaknya dua atau lebih sumbu ukuran yang bagus untuk memasok cukup air (larutan nutrisi) ke tanaman. Ember atau wadah dengan tanaman di dalamnya berada tepat di atas wadah yang dipakai untuk reservoir. Oleh sebab itu, air tidak perlu mencapai jarak yang jauh untuk sampai ke media tanam dengan tanaman. Alat dan bahan yang bisa diperlukan bisa Anda lihat di Alat dan Bahan Wick.
Kelebihan dan Kekurangan Metode Wick
Kelebihan Metode Wick pada Hidroponik
- Tarif untuk mengumpulkan bahan yang diperlukan tergolong sungguh-sungguh murah.
- Wujud yang simpel dan pembuatannya yang gampang memungkinkan hidroponik sistem sumbu dapat dikerjakan bagi pemula.
- Frekuensi penambahan nutrisi lebih jarang, dikarenakan menggunakan sumbu sebagai media penyalur gizi.
- Tidak tergantung listrik sehingga biaya relatif lebih murah.
- Mudah untuk dipindahkan.
- Efisiensi pemakaian air dan nutrisi yang tinggi.
- Keperluan daya kerja yang sedikit, sebab pengelolaannya lebih sederhana dibandingi dengan budidaya konvensional, memberikan pengurangan biaya operasional.
Kekurangan Sistem Wick pada Hidroponik
- Apabila jumlah tanaman yang dibudidayakan banyak karenanya akan sedikit sulit dalam membatasi pH air.
- Cuma pantas untuk variasi tanaman yang tidak memerlukan banyak air. Hal ini disebabkan oleh kesanggupan kapiler sumbu dalam menyalurkan gizi bersifat terbatas. lebih cocok untuk menanam tanaman non-buah yang lebih kecil, seperti selada, sawi dan lainnya.
- Cara sumbu juga memiliki kelemahan karena kurang efisien dalam memberikan gizi dan perembesan nustrisi. Tanaman yang memerlukan banyak gizi akan memerlukan nutrisi lebih cepat nantinya tidak mampu menyerap gizi dalam air secara merata, dan sumbu tak dapat menentukan nutrisi apa yang dibutuhkan tanaman. Tanaman akan mengambil nutrisi dan air yang dibutuhkannya, dan meninggalkan sisa nutrisi di media tanam yang bisa menyebabkan penumpukan garam mineral yang berbisa di media tanam. Jadi dibutuhkan pengecekan kadar hara dan keadaan tanaman secara teratur sehingga perawatan pada sistem ini cenderung lebih tak jarang dilaksanakan pada tanaman.